Singapore Indonesia Youth Leadership Exchange Program (SIYLEP) 2017 adalah program perdana yang digagas setelah adanya nota kesepahaman yang ditandangani oleh Menteri Kebudayaan, Komunitas dan Pemuda Singapura, Lawrence Wong dan Menteri Pemuda dan Pemuda Olahraga Indonesia, Imam Nahrawi di Singapura pada bulan Juli 2015 lalu sebagai wujud upaya nyata kedua negara dalam memperkokoh hubungan.
SIYLEP diprakarsai oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia bersama dengan NYC (National Youth Council) Singapura. Program tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para pemuda untuk saling belajar dan bertukar pengalaman. Adapun lingkup pembelajaran dan tema pertukaran pemuda dalam SIYLEP 2017 adalah Innovation and Enterprise dimana para delegasi dituntut untuk banyak belajar dan berdiskusi mengenai perkembangan teknologi, inovasi, bisnis kewirausahaan dan start-up demi memajukan masyarakat, bangsa dan negara.
Program dilaksanakan dalam dua fase, yaitu fase Singapura dan fase Indonesia masing-masing selama seminggu, dari tanggal 9 s.d. 24 November 2017 yang terdiri dari 20 delegasi Indonesia dari 20 provinsi berbeda dan 20 delegasi Singapura dari tiga sector berbeda, private, public and people (3P).
FASE PRE-DEPARTURE TRAINING
Pada tahap ini, para delegasi diberi pembekalan yang diakomodir oleh para alumni yang tergabung dalam wadah organisasi Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) terkait. Tahap PDT dilaksanakan di Golden Boutique Hotel, Jakarta, selama tanggal 9-12 November 2017. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan fisik dan mental delegasi, membekali pengetahuan delegasi mengenai perkembangan start-up di Indonesia serta penampilan cultural performance sebagai bekal menghadapi kegiatan dan suasana baru selama melaksanakan program.
Tanggal 09 November 2017
Pada PDT hari pertama, delegasi SIYLEP Indonesia berkumpul di Golden Boutique Hotel sejak siang untuk kemudian check-in, ishoma dan persiapan acara pembukaan. Upacara pembukaan dimulai pada pukul 19.30 WIB, diawali dengan laporan oleh ketua panitia, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan pembukaan dari pihak Kemenpora.
Pembukaan PDT di Golden Boutique Hotel, Jakarta
Setelah kegiatan tersebut selesai, ada evaluasi dan briefing untuk kegiatan esok harinya, serta latihan untuk mempersiapkan cultural performance. Ada satu medley lagu daerah dan lima tarian yang disiapkan selama program, antara lain adalah tari zapin muda-mudi, yosim pancar, piriang, ratoh jaroe, dan kecak. Delegasi dari Jawa Tengah dipercaya untuk berpartisipasi dalam dua tarian, yaitu tari piriang dari Provinsi Sumatera Barat dan tari ratoh jaroe dari Provinsi Aceh.
Tanggal 10 November 2017
Pada pagi hari tepat pukul 07.30 WIB para delegasi berangkat menuju salah satu tempat yang menjadi wadah untuk mendukung para pegiat start-up di Jakarta, yaitu Jakarta Creative Hub di Gedung Graha Niaga Thamrin, Jakarta Pusat. Disana, para delegasi melakukan banyak tanya jawab yang menarik dan memperluas wawasan, berkesempatan untuk melihat fasilitas 3D printing, laser cutting, dan cnc (computer-controlled cutting) serta berderet co-working area dimana banyak perusahaan start-up memajang hasil produknya. Setelah selesai mengunjungi Jakarta Creative Hub, para delegasi bertolak menuju ke Kemenpora untuk melakukan courtesy call.
Courtesy Call di Kemenpora RI
Agenda selanjutnya adalah kunjungan ke kantor Gojek. Di kantor Gojek kami diajak berkeliling melihat fasilitas kantor yang sangat modern dan memukau, seperti ruang fitness, yoga, play zone, perpustakaan, bahkan tempat tidur. Sambil diajak berkeliling kantor, kami juga diberi pengetahuan mengenai managerial dan sistem kerja di Gojek. Kegiatan terakhir di Gojek adalah presentasi dari salah satu komisaris yang menjelaskan tentang sejarah, founders of Gojek, misi serta prestasi Gojek dalam turut membangun negeri.
Kunjungan ke Gojek
Tanggal 11 November 2017
Pada hari ketiga program PDT diawali dengan diskusi untuk persiapan teknis malam inaugurasi. Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai Media Digital dan Revolusi Komunikasi serta materi hubungan bilateral antara Singapura dan Indonesia yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Malam Inaugurasi SIYLEP 2017
Setelah ishoma siang, diskusi panel dengan tema Ekonomi Kreatif “How to Grab Opportunities in Digital Era”, dan dilanjutkan dengan grooming class yang berisi pelatihan make up agar nantinya para delegasi mampu menjaga penampilan tetap prima. Setelah selesai pelatihan, dengan tatanan dan make up yang bagus, para peserta PDT langsung bersiap untuk melaksanakan malam inaugurasi.
Tanggal 12 November 2017
Setelah melalui malam inaugurasi dan cultural performance, paginya para delegasi memulai perjalanan ke Bandara Internasional Soekarno Hatta dan siap menuju Changi International Airport. Sesampainya di bandara Singapura, delegasi Indonesia disambut oleh perwakilan dari National Youth Council (NYC) Singapura. Kami kemudian melakukan perjalanan ke Village Bugis Hotel untuk melakukan opening ceremony dan welcoming dinner pada malam harinya.
Tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura
FASE SINGAPURA
Tanggal 13 November 2017
Pada pukul 08.30 pagi, seluruh delegasi Indonesia berangkat dari Bugis Village menuju Civil Service College untuk memulai kegiatan. Civil Service College adalah tempat pelatihan dan pendidikan bagi pegawai negeri di Singapura. Selama sesi materi, semua delegasi menggunakan ruang kelas di Civil Service College. Setelah acara welcoming ceremony, photo group session dan tea reception, ada sedikit briefing tentang administrasi pembagian iPad yang berisi jadwal selama kegiatan beserta semua data peseta bahkan pemateri selama kegiatan berlangsung. Lalu dilanjutkan dengan brainstorming tentang program, tentang apa yang akan dipelajari selama seminggu di Singapura dan aktivitas di dalam kelas untuk saling mengenal satu sama lain.
Training manual brew di Bettr Barista Academy
Pada siang harinya, ada materi pengenalan tentang Public, Private and People yang sering disingkat menjadi 3P. Kelas dibagi menjadi tiga kelompok bidang sesuai latar belakang masing-masing delegasi kemudian mulai berdiskusi dan presentasi. Selanjutnya untuk makan siang, semua peserta dijamu dengan makanan yang luar biasa lezat di The Malayan Council yang dilanjutkan dengan team building dengan mengunjungi Bettr Barista Academy, sebuah kafe specialty coffee yang juga membuka akademi untuk para barista ini menggunakan kopi untuk kegiatan social dan pemberdayaan perempuan.
Specialty Coffee
Disini, para delegasi diajarkan tentang bagaimana kopi bisa mengubah hidup seseorang, salah satunya adalah barista wanita single parent dengan seorang anak yang hampir putus asa dengan hidupnya, lalu kemudian bangkit dan menjadi barista. Selain itu para delegasi juga diberi kesempatan untuk belajar membuat kopi dengan beberapa metode manual brew seperti menggunakan V60, clever dripper dan aero press. Di akhir dari kegiatan tersebut, kami ditantang untuk saling berkompetisi membuat kopi khas tiap kelompok. Pada malam harinya, rangkaian kegiatan di hari pertama telah usai. Akan tetapi dengan inisiatif para delegasi Singapura, mereka bersedia mengantarkan kami ke pertunjukan water dance di Marina by the Bay dan menikmati pemandangan kota di Garden by the Bay.
Tanggal 14 November 2017
Pada hari Selasa pagi, kami kembali menuju ke Civil Service College untuk menerima materi. Materi pertama disampaikan oleh Mr. Winston Tan mengenai ASEAN in the Fourth Industrial Revolution (4R). Setelah tea break, materi selanjutnya adalah diskusi panel bersama dua orang narasumber yaitu Dr. Charlotte Amanda dari Indonesia Studies Programme dan Ms. Denise Perreira dari Kedutaan Besar Singapura. Di sini kami berdiskusi mengenai hubungan Singapura dan Indonesia sejak pertama kali sampai saat ini beserta segala pengalaman pahit manis yang telah dilalui oleh kedua negara.
Presentasi hubungan bilateral Singapura-Indonesia
Pada siang hari, materi selanjutnya disampaikan oleh Mr. Wu Wei Neng mengenai Socio-Economic Challenges and Oportunities in Singapore and Indonesia and the Role of Youth. Di dalam kelompok, kami bertukar pendapat mengenai peran pemuda bagi negara dan bangsanya. Kami harus memberikan aspire, perspire dan inspire kami masing-masing. Materi ini diakhiri dengan pengarahan tentang Discovery of Singapore Heartlands oleh Ms. Ong Eee Teng yang akan kami lakukan keesokan harinya. Pada sore harinya, kami diundang oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk melakukan courtesy call. Di sini, kami bertanya jawab mengenai hubungan kerjasama antara Singapura dan Indonesia serta menanyakan mengenai masalah bilateral yang terjadi. Untuk menutup acara hari tersebut, kami juga melakukan social activity di Night Safari Singapore, kebun binatang nocturnal pertama di Singapura yang juga dipadati banyak ditonton dari berbagai negara.
Courtesy Call di Kedubes RI
Night Safari Singapura
Tanggal 15 November 2017
Kegiatan SIYLEP fase Singapura pada tanggal ini kembali dilaksanakan di Civil Service College. Paparan materi pertama dimulai tentang Whole of Government Approach to Building a Smart Nation oleh Mr. Tan Kim Leng. Beliau adalah associate trainer di CSC yang sudah berpengalaman selama lebih dari 25 tahun dalam konsultasi dan pelatihan. Selama hampir dua jam, para delegasi banyak berdiskusi aktif mengenai asal muasal orang melakukan inovasi dalam bidang teknologi dari hukum Newton hingga penemuan mesin ATM. Dua delegasi dari Indonesia mengajukan pertanyaan mengenai perlindungan kerahasiaan data dan literasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lingkungan yang terpencil dan susah akses internet. Sebagai kesimpulan dan penutup, Mr. Kim Leng berpesan bahwa seusai program, para delegasi diharapkan bisa menjadi pemuda aktif dengan perspektif berbeda dengan mengidentifikasi masalah dan kemudian memecahkannya.
Setelah coffee break, para delegasi SIYLEP menuju ke kantor startup Block 71. Block 71 merupakan hasil kolaborasi dari NUS Enterprise, SingTel Innov8 dan the Media Development Authority of Singapore sebagai pusat klaster dan tempat inkubasi yang mewadahi para pebisnis muda di Singapura yang merintis start-up. Setelah puas tanya jawab dengan pihak NUS di Block 71, masih dalam gedung yang sama, kami berkunjung ke The Oddle Company Pte Ltd untuk bertemu dengan pendirinya, Jeremy Lee yang mahir di bidang software engineering dan design. Oddle merupakan start–up yang mengembangan sistem pemesanan makanan secara online. Perusahaan ini telah bekerja sama dengan lebih dari 1500 restoran di seluruh dunia untuk membantu sistem pemesanannya secara daring. Sistem Oddle ini sangat membantu bagi restoran yang hanya memiliki ruang yang kecil yang seringkali penuh selama jam-jam makan. Jika tidak difasilitasi dengan baik, tentunya pengunjung yang ingin menikmati makanan tidak lagi mendapat tempat sehingga mengurangi penjualan. Untuk itu, Oddle didirikan secara user-friendly untuk memudahkan konsumen dan pihak restoran sendiri dalam memilih dan mengedit menu, menentukan restoran dan tempat pengantaran, bahkan menganalisis data penjualan.
Setelah selesai belajar langsung dan berkunjung ke dua kantor startup di Singapura, para delegasi berangkat bersama menuju Tampines Hub. Tampines Hub merupakan wadah komunitas bersama dari berbagai badan pemerintahan di Singapura yang dilengkapi dengan fasilitas canggih dan sangat memudahkan masyarakat. Di dalam Tampines Hub, para delegasi dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 8 orang untuk menyelesaikan beberapa challenge untuk mengumpulkan poin sebagai kelompok terbaik. Dengan berbekal aplikasi tertentu, beberapa games challenge harus diselesaikan oleh kelompok, misalnya menyanyikan lagu daerah di depan para pengunjung dan mengumpulkan tepuk tangan sebanyak-banyaknya.
Salah satu tempat yang berkesan disana adalah perpustakaan yang sangat nyaman dengan berbagai koleksi genre lengkap. Bahkan, proses peminjaman dan pengembaliannya sangat mudah hanya dengan menekan beberapa tombol secara mandiri dan buku sudah bisa dipinjam untuk beberapa minggu tanpa perlu mengantri di petugas. Sore hari setelah mengeksplorasi Tampines Hub, para delegasi menuju ke Sustainable Living Lab atau sering disingkat SL2 di UWCSEA. Disana, para delegasi bertemu dan mendapatkan materi dari Farah Hidayati, sang Executive Director sekaligus salah satu local youth dari Singapura yang menjadi counterpart selama program. Di SL2 yang sudah didirikan sejak 2011, para delegasi banyak belajar mengenai pendidikan teknologi, pengembangan fasilitas dan prototipe. Tidak jauh berbeda dari Jakarta Creative Hub, SL2 juga nanyak fasilitas dalam ruangan seperti mesin pemotong, printer 3D, mesin jahit, dan berbagai mesin lainnya. Bahkan, atap gedungnya juga dilengkapi dengan solar panel dan juga digunakan sebagai kebun hidroponik dengan berbagai jenis tanaman dari bibit hingga siap panen.
City Exploration di Orchard Road
Setelah banyak melakukan learning journey ke berbagai tempat, waktu malam hari dihabiskan di Eighteen Chef di Cathay Cineleisure Orchad. Chef Benny sebagai pendirinya memberikan materi singkat tapi sangat menginspirasi. Dia yang merupakan mantan narapidana mendirikan sebuah kafe halal yang menyajikan berbagai makanan lezat dengan para pegawainya yang juga merupakan mantan narapidana, mulai dari kasus kekerasan, pembunuhan hingga narkoba. Diharapkan para napi ini bisa mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak di lingkungan yang bersih, aman, penuh motivasi dan bebas dari penghakiman. Lalu, sup krim wortel, nugget ayam, calamary, pasta, nasi goreng, es krim dan kue cokelat lezat bergiliran dihidangkan untuk memanjakan lidah dan perut kami.
Tanggal 16 November 2017
Ini merupakan hari terakhir para delegasi mendapatkan pelatihan di Civil Service College, sehingga pada kesempatan tersebut para delegasi melakukan evaluasi dan mengulas kembali poin-poin penting yang telah dilaksanakan sejak hari pertama hingga hari terakhir. Sebelum acara ini ditutup, pihak NYC mengundang masuk para host family atau orang tua angkat untuk menyaksikan penampilan seni tari kebudayaan dari kedua negara. Delegasi Indonesia menampilkan tari Ratoeh Jaroe, sementara delegasi Singapura menampilkan medley lagu daerahnya. Kegiatan hari ini pun berakhir dengan serah terima delegasi Indonesia kepada orang tua angkat sebagai keluarga barunya di Singapura.
Tanggal 17 November 2017
Hari ini para delegasi melakukan dialog bersama Singapore’s Minister of Culture, Community and Youth dan Deputi Pengembangan Pemuda Indonesia Kemenpora. Kegiatan ini sangat menginspirasi dan banyak memberikan pelajaran berharga bahwa sebagai pemuda kita harus membuat perubahan yang konstruktif, inklusif dan bertanggung jawab. Setelah itu masing-masing delegasi diberikan sertifikat program, dan kemudian makan siang bersama. Hari tersebut terasa sangat mengharukan karena para delegasi saling bertukar kenang-kenangan dan acara penutupan.
Acara penutupan SIYLEP 2017 di Singapura
Pada hari ini kami diberi kesempatan untuk lebih mengenal dekat anggota keluarga angkat. Saya merasa sangat beruntung karena berkesempatan tinggal dengan keluarga angkat yang sangat baik dan ramah, Bapak Shaik Kadir dan Ibu Khairon Mastan di daerah Bedok bersama delegasi Sulawesi Selatan yang seorang Miss Intercontinental 2017. Keluarga angkat ini telah menjadi host family sejak lebih dari dua puluh tahun terutama untuk program SSEAYP, dan merasa sangat senang untuk kedua kalinya menerima delegasi Indonesia dalam keluarganya. Kami diajak berjalan-jalan mengelilingi kota dan diperkenalkan dengan anggota keluarga lainnya yang tinggal tidak jauh dari situ. Bapak Shaik Kadir juga adalah seorang penulis terkenal. Beliau banyak menulis tentang sejarah Singapura, perkembangan Islam, bahkan isu-isu terkini di banyak koran, majalah, novel, hingga buku sekolah. Kami diberi sebuah buku berjudul The Splendours of Islam yang diterbitkan oleh The Muslim Converts’ Association Singapore setebal 164 halaman yang sangat bagus untuk menambah wawasan mengenai Islam.
Berkumpul bersama host family di Singapura
Tanggal 18 November 2017
Ini adalah hari terakhir fase Singapura di mana pada hari ini kami harus segera kembali ke Jakarta dan mendarat dengan selamat pada sore harinya. Pada malam hari, kami mengadakan evaluasi program untuk berbagi pengalaman selama di negeri singa tersebut. Sesudah acara evaluasi, kami berlatih medley yang akan ditampilkan pada fase Indonesia di Provinsi Riau.
FASE INDONESIA (19 – 23 November 2017)
Tanggal 19 November 2017
Tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
Pada hari pertama fase Indonesia ini kami tiba di bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, kemudian diajak untuk city tour melihat sekilas ikon-ikon Riau seperti perpustakaan Soeman HS dengan desain bangunan unik yang mencerminkan integrasi dua simbol, rehal atau alas membaca Al Quran di bagian atas dan simbol rumah-rumah Melayu. Tidak salah jika Riau memiliki slogan the Homeland of Melayu. Sesampainya di hotel, kami disambut oleh 20 Local Youth dan dijelaskan lebih lanjut tentang program yang akan dilakukan di Riau yang bertema expect the unexpected.
Tanggal 20 November 2017
Hari kedua fase Indonesia kami dijamu di kediaman Gubernur Riau untuk acara penyambutan. Sekembalinya ke hotel, acara dilanjutkan dengan materi oleh Kepala Dinas Provinsi Riau dengan tema Pemuda yang Menginspirasi. Materi sesi kedua bertemakan Pariwisata di Provinsi Riau oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau. Banyak cerita dan inspirasi yang dibagikan pada sesi ini. Pada malam hari acara dilanjutkan dengan pembahasan community development yang akan dilakukan selama fase Indonesia.
Tanggal 21 November 2017
Ini adalah hari yang dinanti karena semua delegasi bersiap siap untuk berangkat ke Desa Buluh Cina. Kegiatan Homestay dan Community Development akan dilakukan tepat pada hari ini hingga 2 hari ke depan. Sesampainya di sana, kami semua disambut dengan baik oleh seluruh masyarakat dan aparat desa setempat termasuk keluarga angkat. Kami dibagi menjadi 3 tim meliputi tim literasi, tim branding, dan dokumentasi/media dalam community development ini untuk mengangkat potensi wisata Desa Buluh Cina dan mulai mengeksplorasi kawasan desa.
Tanggal 22 November 2017
Delegasi SIYLEP bergabung dengan rekan PCMI Riau, Relawan Muda Riau, Genbi Riau, Ikatan Dokter Riau, dan 20 local youth dari Riau berkumpul di SDN 1 Buluh Cina untuk melakukan kegiatan Sapa Sekolah. Di sini, murid-murid dari mulai kelas 1 hingga kelas 6 bergantian memasuki pos-pos yang telah disiapkan oleh para delegasi dan relawan untuk diajari materi dan games menarik. Enam pos tersebut adalah Cita-Citaku, Indonesia, Kesehatan, Lingkungan, PDTA, dan Ayo Menabung. Sebagai contoh, dalam salah satu post yaitu Ayo Menabung, para siswa dibekali dengan pengenalan mengenai jenis uang rupiah, mata uang asing, manfaat menabung, yel-yel seru, pembagian celengan dan buku tabungan, serta cara mengenali uang palsu oleh duta Bank Indonesia.
Setelah selesai, acara dilanjut dengan makan siang dan istirahat bersama dengan para orang tua angkat di bibir sungai sembari menikmati pemandangan Buluh Cina yang asri. Pada sore harinya, para delegasi dan relawan menuju ke PDTA Nurul Ikhlas untuk melakukan community development bagi para siswa madrasah dengan cara mengajari kerajinan tangan dengan membuat hiasan dari sedotan, cap bunga dengan cat tembok, origami, serta games yang diikuti dengan pemberian doorprize berupa suvenir dari berbagai provinsi.
Penampilan Tari Piriang pada acara penutupan
FASE RE-ENTRY (24-25 November 2017)
Tanggal 24 November 2017
Ini adalah hari terakhir di mana semua delegasi bersiap berangkat ke Jakarta untuk melakukan upacara penutupan dan evaluasi sebelum keesokan harinya kami berangkat kembali menuju ke provinsi masing-masing. Pada malam harinya, para delegasi telah resmi menjadi anggota Purna Caraka Indonesia untuk batch Merah Putih 1 program SIYLEP 2017.
Foto penutupan bersama para panitia
Menjadi salah satu delegasi mewakili provinsi tercinta Jawa Tengah merupakan sebuah kebanggaan berharga bagi saya. Program perdana ini tidak hanya menjadi jembatan baru untuk hubungan baik persahabatan antar pemuda kedua negara, tetapi juga mempererat hubungan kerja sama bilateral di banyak sektor. Saya percaya semua kerja keras akan terbayar lunas, dan SIYLEP adalah kesempatan sekali seumur hidup yang tidak akan disesali. Jadi, kami tunggu Anda menjadi delegasi selanjutnya!
Profil Singkat Ratna Widya Iswara
Ratna Widya Iswara lahir di Rembang, 5 Juni 1992 merupakan lulusan sarjana dan magister Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Negeri Semarang. Semenjak sekolah dan kuliah sering aktif dalam mengikuti kegiatan akademik maupun non akademik, termasuk menekuni hobi memasak dan membaca buku. Pernah berkecimpung di dunia pendidikan dengan mengajar di SMP-SMA Bilingual Semesta Semarang dan volunteer diピュア保育園 Pyua Hokuen Nara, Jepang. Kemudian tertarik untuk bertugas di organisasi internasional dengan bekerja di United Nations Development Programme (UNDP) dan saat ini bekerja di ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre), sebuah organisasi intergovernmental yang didirikan oleh 10 negara anggota ASEAN dalam manajemen bencana.